Selasa, Maret 16, 2010

"Lepaskan aku! Siapa ini?"

Kelembutan dan Rendah Hati
Zahir, sedang berada di pasar ketika tiba-tiba seseorang memeluknya kuat-kuat dari belakang. Tentu saja Zahir terkejut dan berusaha melepaskan diri.
"Lepaskan aku! Siapa ini?".

Orang yang memeluknya tidak melepaskannya justru berteriak,"Siapa mau membeli budak saya ini?" Begitu mendengar suaranya, Zahir sadar siapa orang yang mengejutkannya itu. Bahkan kemudian dengan senang hati Zahir semakin merapatkan punggungnya ke dada pemeluknya tersebut kemudian mencium tangannya.
Lalu katanya dengan riang," Lihatlah, ya Rasulullah, ternyata saya tidak laku dijual."
"Tidak Zahir, di sisi Allah hargamu sangat tinggi", ujar si pengejut yang tidak lain adalah Nabi Muhammad SAW.
Zahir Ibnu Haram dari suku Asija' adalah satu diantara sekian banyak "orang dusun" yang sering datang ke Madinah untuk 'sowan' ke Kanjeng Nabi.

Kisah lain, Pada sebuah perjalanan, rombongan berhenti untuk beristirahat. Maka disiapkanlah santapan. Seseorang mengangkat tangan dan berkata, "Aku yang menyembelih kambingnya"
"Aku yang mengulitinya", kata yang lain. "Aku yang memasak", sahut yang lain lagi. "Kalau begitu aku yang mencari kayu bakar", kata sipemimpin rombongan. Sontak orang-orangpun serentak berkata,"Tidak usah. Tidak usah ya Rasulullah, biar kami saja yang bekerja"
"Aku tahu kalian bisa membereskan pekerjaan ini tanpa aku", sergah Nabi,"Tetapi aku tidak ingin berbeda (lebih istimewa) dari kalian. Allah tidak suka melihat hambanya berbeda (distimewakan) dari sahabat-sahabatnya"

Kasih Sayang
Dibariskannya anak-anak pamannya: Abbas, Abdullah, Ubaidillah, dan Kutsair. Lalu ia berkata,"Ayo, siapa yang lebih dulu mencapaiku, aku beri hadiah"
Bocah-bocah itu dengan gembira berlarian dan berlomba mendapatkan lelaki yang mereka cintai itu. Dan lelaki itu, Nabi Muhammad SAW pun memeluk dan menciumi mereka.

Ketika waktu shalat tiba, Rasulullah SAW seperti biasa datang untuk mengimami jamaah. Namun, kali ini beliau shalat sambil memanggul cucunya, Umamah binti Abil'Ash, dipundaknya. Pada saat ruku', Umamah diletakkan dan saat bangkit dari ruku' cucunya itu diangkat lagi.

So...
Dari adegan-adegan sederhana itu, siapapun dapat membaca kelembutan, rendah hati, dan kasih sayang seorang -pemimpin agung, kepala negara, kepala keuarga, pribadi sempurna- Muhammad SAW. Sifat-sifat inilah yang menjadikan beliau begitu dicintai dan dikasihi ummat dan rakyatnya. Kasih sayang dan kerendahan hati sudah 'bawaan' Rasulullah. Pemimpin yang mencitai dan dicintai rakyatnya. Pemimpin yang ditaati bukan karena ditakuti....

"Man Laa Yarhamu, Laa yurham!" (Siapa yang tidak menyanyangi, tidak akan disayangi) sabda Rasulullah ketika rasullulah mencium cucunya Hasan ibn Ali dihadapan seorang tokoh suku Tamin Aqra' bin Habs. "Aku mempunyai 10 orang cucu dan tak seorangpun pernah aku cium", ujar Aqra waktu itu. maka rasulullah memandang Aqra dan mengatakanbahwa siapa yang tidak menyayangi, tidak akan disayangi.

Kasih sayang, kelembutan hati, dan sifat rendah hati bukan sekedar sifat "bawaan", melainkan MISI beliau. Seperti yang di firmankan dalam Al Qur'am 21:107. Silahkan buka dan baca AlQuran anda.

Maka, bagi mereka yang mengaku sebagai pemimpin, sebagai umat beliau, sebagai penerus risalah beliau, tetapi tidak memiliki sifat kasih sayang dan tidak menjadikan kasih sayang sebagai misi, saya yakin akan memperoleh kesulitan bahkan menyulitkan orang lain.
"Shalawat dan salam untuk idolaku Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam."

=======
catatan:

"Sengaja saya nukilkan penggalan-penggalan hadis sahih ini, karena hadis-hadis semacam ini jarang sekali diungkap di ceramah-ceramah atau tulisan-tulisan keagamaan. Mungkin orang menganggap hal itu terlalu biasa dan kurang menarik...", tulis A.Mustofa Bisri.
-Disarikan dari tulisan A.Mustofa Bisri yang dimuat di Kompas (19/3/2008) hal.6

Yogyakarta, akhir tahun....
Ahmadi Amrun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar